Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!




AL KHALIQ,AL BAARI',DAN AL MUSHOWWIR

Selasa, 01 Maret 2011

AL KHALIQ, AL BAARI’,DAN AL MUSHOWWIR

AL KHALIQU artinya : Yang Maha Pencipta
AL BAARI’U artinya : Yang Mengadakan dari tiada
AL MUSHOWWIRU artinya : Yang Membuat Bentuk.
Ketiganya memiliki kesamaan tapi tidak sepenuhnya sama. Ketiganya berkaitan dengan ciptaan, tetapi masing-masing mengandung makna tersendiri yang berbeda dengan yang lain.

Kata Al Khaliq merupakan kata yang paling banyak disebut sebagai sifat Allah jika dibandingkan dengan kedua kata lainnya, yakni Al Baari’u dan Al Mushowwir. Al Khaliqu ditemukan 8 kali dalam Al Qur’an, sedangkan Al Baari’u dan Al Mushowwiru masing-masing sekali. Perhatikan firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Hasyr (59):24.
Al Kholiqu terambil dari akar kata Kholaqo yang arti dasarnya adalah, “mengukur” atau “memperhalus”. Biasanya kata Kholaqo dalam berbagai bentuknya memberikan aksentuasi tentang kehebatan dan kebesaran Allah dalam ciptaanNya. Perhatikan firman Allah dalam Al Qur’an surat Arruum (30):21. Berbeda dengan Ja’ala (menjadikan) yang mengandung penekanan terhadap manfaat yang harus atau dapat diperoleh dari sesuatu yang dijadikan Allah. Seperti firman Allah dalam Al Qur’an surat Annisaa’ (42):11.
Al Baari’u terambil dari akar kata Al Bar’u yang berarti memisahkan sesuatu dari sesuatu. Allah sebagai Al Kholiqu adalah yang mewujudkan sesuai dengan ukuran yang ditetapkan-Nya, sedangkan mewujudkan saja dari ketiadaan menjadi ada, tanpa ukuran, itulah Al Baari’u.
Al Mushowwiru terambil dari kata showwaro yang berarti memberi rupa cara dan subtansi bagi sesuatu sehingga berbeda dengan selainnya.
Allah sebagai Al Kholiqu karena Dia yang mengukur kadar ciptaan-Nya, Dia Al Baari’u karena Dia menciptakan dan mengadakan dari ketiadaan, dan Dia Al Mushowwir karena Allah yang member bentuk dan rupa, cara dan subtansi bagi ciptaan-Nya.
Pelajaran :
Bagi siapapun yang hendak mengambil pelajaran dari sifat-sifat Allah ini, maka ia harus menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif, menciptakan sesuatu yang baru yang bermanfaat.
Jangan melampaui batas yang telah ditetapkan Allah karena hal yang dahsyat yang tak terukur oleh kita bisa terjadi pada kita, seperti makan terlalu kenyang bisa memunculkan penyakit, demikian juga terlalu capek, dan lain-lain.
Wallahu a’lam..

0 komentar:

Posting Komentar

 

Lorem

Ipsum

Dolor