AL MAALIK : Maha Raja/Maha Berkuasa
Kata Al Maalik terdiri dari huruf mim,lam,kaf yang mengandung makna kekuatan dan keshahihan.
Dalam Al Qur’an kata al Malik disebut sebanyak lima kali,2 diantaranya digandeng dengan kata al Haq yang memiliki kandungan arti “pasti dan sempurna”. Antara lain terdapat dalam firman Allah surat Thaha (20):114
114. Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu[946], dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
Ada juga dalam al Qur’an surat al Mu’minun (23):116
116. Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.
Sebagai al Maalik,Allah berhak dan berkuasa mencabut kekuasaan yang Dia anugerahkan pada hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam al Qur’an surat Ali Imran (3):26
26. Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allah adalah al Maalik karena Allah adalah yang tidak butuh pada selain-Nya, bahkan Dia dibutuhkan oleh selain-Nya (makhluq). Oleh karena itu kekuasaan Allah mutlak tak terbatasi, berbeda dengan makhluq yang serba terbatas.
Allah adalah Raja yang tidak dituntut tanggung jawab, sedangkan raja dari kalangan jin dan manusia akan dimintai pertanggung jawaban. Sebagaimana firman Allah dalam al Qur’an surat al Anbiya’ (21):23
23. Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.
Oleh karena kekuasaan Allah mutlak tak terbatas dan kekuasaan manusia terbatas, maka “jika kekuasaan kita mendorong kita untuk melakukan penganiayaan, maka ketika itu ingatlah kekuasaan Allah terhadap diri kita”.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari nama dan sifat Allah al Maalik ini adalah hendaklah kita menjadi pribadi yang memiliki multi manfaat yang bermanfaat bagi orang lain dan bukan menjadi pribadi yang tidak memiliki manfaat hingga selalu butuh dan bergantung pada orang lain. Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar